Sang Hadrah
Setiap
tokoh dalam cerita dongeng sangat membuat orang yang mendengarkan sangat ingin
mempunyai cerita yang berakhir dengan
kebahagiaan layaknya putri dalam dongeng. Misalnya putri cinderella bertemu
dengan sang pangeran karena sepatu kacanya yang berkilauan, putri Aril yang
ingin bertemu dengan sang pangeran merelakan ekornya berubah menjadi kaki
seperti manusia, putri Aurora yang beberapa tahun tidur dan sang pangeranlah
yang bisa membangunkanya, putri salju yang meninggal karena sebuah apel yang
diberi racun oleh ibunya, dan yang bisa membangunkannya adalah ciuman sang
pangeran. Dan ada beberapa cerita
dongeng yang berakhir bahagia.
Bahkan
setiap cerita dongeng dipenuhi oleh kisah cinta sejati. Jika di cerita dongeng
cinta sejati itu ada, kenapa di ceria nyata, cinta sejati itu tidak ada.
Sebagian orang memang menganggap cinta sejatilah yang bisa membuat kehidupan
menjadi berwarna.
Tidak
bagi sang hadrah, baginya Cinta sejati itu tidak ada, bahkan orang terdekat
kita. Dunia ini bukan dunia negeri dongeng yang terus berakhir bahagia, bahkan
tokoh utama pun selalu mendapatkan kebahagiaan diakhir cerita. Selalu dan
selalu tokoh utamalah yang sempurna. Begitu juga hanya cinta sejatilah yang
sempurna.
Itu
hal yang buruk. Ketika musafir berjalan di gelapnya dunia, apa yang dicarinya ?
Cahaya
yang lurus sebagai petunjuknya. Tanpa cahaya, musafir tidak bisa berjalan
dengan kebagiaan yang memenuhi hatinya.
Begitu
juga sang hadrah, ketika menemukan cahaya, justru cahaya itu hilang layaknya
kunang-kunang. Kunang-kunang bagaikan peri kecil yang datang memberikan
keidahan, warna di kegelapan malam. Tetapi ketika peri kecil tersebut merasa
bosan, dengan rasa yang bosan mereka pergi mencari permainan yang menurutnya
menarik. Berlari, menjauh dan menghilang seperti orang-orang yang datang kepada
Hadrah. Mereka menjauh ketika mereka merasa cukup untuk mengenal sang Hadrah.
Dalam
hatinya dia tidak lagi percaya pada cerita dongeng, cinta sejati dan
kunang-kunang. Mereka hanya menjanjikan sesuatu yang istimewa.
Ketika
Hadrah tidak pedulikan semuanya, dan Andapun datang dengan menceritakan semua
dongeng bahagia, kesepurnaan cinta sejati dan istimewanya kunang-kunang.
Bagaimana bisa Anda mengatakan bahwa mereka semua baik padahal Anda belum
melihat sisi negatif mereka ?
Kita
memang berbeda tapi Anda tetap mengatakan tentang mereka kepadaku. Dan Anda
memberikan kekacauan dalam hidup Hadrah, bahkan anda berusaha dengan berbagai cara untuk menyakinkan Hadrah
tentang dongeng bahagia, cinta sejati dan kunang-kunang. Secara umum memang
semua cerita dongeng berakhir bahagia, hanya cinta sejatilah yang sempurna dan
keindahan kunang-kunanglah yang memberi warna dimalam hari, tetapi tidak dengan
prinsip sang Hadrah.
Berbagai
cara telah anda lakukan untuk menyadarkan sang Hadrah. Setiap kali, setiap
detik Anda tidak mau berhenti bertemu dan memandang sang Hadrah. Detikpun
berjalan, waktupun berputar, masapun mengelilingi roda dunia. Rasa penyesalanpun
datang menghampiri Anda, mengrogoti jiwa Anda dan Andapun berputus asa yang
telah berjuang menyadarkan keegoisan sang Hadrah.
Bulan
purnama menampakkan cahayanya tanpa bantuan sang matahari, dihiasi para peri
bintang-bintang tertawa cerah.
“
Apakah kamu terus memandang sang bulan dan bintang tanpa pedulikan sekitarmu ?” pertanyaan Anda.
“
Jika diriku memandang yang lain, aku takut kehilangannya dan takut tidak bisa
bersamanya lagi.” Jawab sang Hadrah.
Memahami
apa yang hadrah katakan, ia pun sangat mengerti kenapa Hadra tidak percaya
dengan semuanya.
“
Beribu cara telah Anda kerahkan untuk menyadarkan ku tengan semuanya. Saya
minta maaf tentang semuanya. Jika Saya percaya dengan semua cerita Anda. Apakah
Anda menjamin Saya bisa tertawa setiap hari ?”
Anda
menjawab dengan sepenuh hati.
“
Iya, karena kamu cantik jika tertawa.”
“
Saat ini dengarkan Saya baik-baik. Saya tidak percaya dengan apa yang Anda
agungkan, cerita dongeng, cinta sejati dan kunang-kunang, mengapa ? Jika saya
percaya maka saya takut kehilangan semuanya. Bahkan saya takut jika harus
kehilangan seseorang yang saat ini bersama saya. Suatu hari Dia akan melupakan
saat-saat yang saya pikir sangat indah. Kisah yang mencerikan seseorang yang
rela merubah dirinya demi cinta sejatinya. Apakah seperti itu makna cinta
sejati menampilkan karakter yang bukan ada pada dirinya ? keindahan warna
kunang-kunang menghibur demi kebahagiaan orang lain padahal dalam dirinya
tersimpan keruntukkan hati. Saya tidak mau seperti itu ? Walaupun mereka membenci
saya dengan semua keegoisan saya, saya tetap pada pendirian. Saya tetap seperti
ini walaupun semuanya tidak datang kepada saya. Inilah alasan saya tidak
percaya dengan semuanya.” Hadrah pergi
dengan berat hati karena alasannya diketahui orang lain.
“
Saya juga awalnya tidak percaya dengan semua. Saya tidak percaya cinta sejati,
tetapi cinta sejati itu ada. Bahkan saya percaya kamu dikirim Tuhan untuk saya.
Saya tak peduli dengan apa yang ada pada diri kamu. Yang terpenting bagi saya
adalah Tuhan telah mengirim kamu untuk saya. Maka izinkanlah saya mencintai
kamu karena Tuhan bukan cinta sejati.”

Tidak ada komentar:
Posting Komentar